Ketakutan akan ketidakpastian,
terkadang memenuhi pikiran
Diri sendiri pun bertanya-tanya
Rasa takut ini, perlu seberapa
banyak
Ini cukup membuatku gila
Sebelumnya tiada jenuh bersemangat,
percaya diri mengemudi semesta
Belakangan mulai ku temukan,
kenyataan mengambil kemudi ku,
menarikku ke belakang
Hari esok yang sebelumnya terbaca,
kini menjadi kejutan
Akankah menjadi riang,
akankah mengutukku dalam kemalangan
Kemudiku teralihkan
Aku tak berdaya,
duduk terpaku, tangan gemetar, mata
terbuka
Baik buruknya kejadian, tak
terhindarkan
Aku akan berada,
di posisi kemudi utama
Ku abaikan kesempatan bermanja
derita,
ketakutan akan aturan kaki tangan
terikat
Ku buat sarang sendirian,
telah terpikir ini tidaklah mudah
Sebelum menikmati manisnya gula,
perlu ku rasakan tawarnya air dan
segala bentuk kepahitan
Apa pun yang menjadi pilihan,
ku percaya inilah terbaik dari
semua
Komentar tidak menyenangkan,
seolah cemeti terkuat membangunkan
jiwaku yang malas
Iri, dengki, sifat manusia kadang
ku jatuh karenanya
Bangkit, aku masih bisa
Tangan dan kaki ini tidak lagi
terikat
Untuk apa terkapar berlama-lama,
ini bukan drama
Bangkit segera, aku bukannya
terjatuh dari sepeda
Tak perlu menangis, ini tidak
berdarah
Besok belum waktunya dijemput
kematian
Aku masih bisa bahagia, berbangga,
berdikari atas segala pencapaian
Besok adalah kejutan
Ku masih cukup kuat berjuang
Meski kejutan berawal kesedihan,
akhirnya akulah pengemudi yang
menentukan,
tetap lepas kemudi di ranjau
kesedihan,
atau pegang kendali arungi lautan
kebahagiaan
Gianyar, 13 April 2020
Filosofi:
Seorang yang mengalami tekanan di kantor
tempatnya bekerja. Atasannya yang selalu mengaturnya dan membebaninya dengan
pekerjaan seringkali membuatnya kesal, terlebih dengan karyawan lain yang
selalu mencibir dan iri dengan kegigihannya. Sampai akhirnya dia merasa lelah atas
segala beban tanpa akhir di kantornya itu. Dia sempat cuti karena overdosis
anti-depresan, tidak ada satu pun rekan atau pun atasannya yang peduli tentang
keadaannya. Setelah cukup sehat, dia kembali dan bekerja seperti biasa dengan
segala tekanan setiap harinya. Beberapa bulan kemudian dengan gaji yang cukup
lama telah terkumpul, dia memutuskan untuk membangun usaha sendiri dan
mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. Tentu tidak mulus meskipun
modal yang terkumpul cukup besar, banyak yang mencurangi dan membuatnya rugi.
Itu tidak membuatnya menyerah, karena masih tidak seburuk kondisinya saat di
perusahaan. Perubahannya menuju kesuksesan tentunya tidak sepesat yang kita
tonton di drama atau sinetron. Berat sekali bahkan sempat akan gulung tikar
(bangkrut), namun dia tetap konsisten dan mempelajari dengan baik mengenai
usaha miliknya, mempelajari pasar, ilmu manajemen, segala bentuk pembukuan
dibuat dengan rapi dan berangsur berkembang menjadi lebih baik. Dia menyadari
tidaklah ada cara instan untuk sukses, semua tergantung seberapa besar usaha,
latihan dan tentunya doa.
Kematian tidak akan mengubah pandangan
orang tentang kegagalan seorang yang depresi, hanya akan dikasihani sementara
lalu ditinggalkan dan terlupa begitu saja. Tetapi kegigihan akan mampu mengubah
pandangan sedikit demi sedikit, mengangkat jiwa untuk masa depan yang lebih
baik.
Jangan biarkan depresi mengambil alih
kehidupan dan mengakhirinya. Kita adalah sang pemilih tubuh yang sebenarnya,
jadilah berguna dan berkesan dalam siklus kehidupan ini.
Kardi Rahayu itulah nama saya, tinggal di Bali sedari kecil. Menulis merupakan hobi saya sejak SMA. Kelak, saya ingin menerbitkan tulisan saya agar bisa dibaca semua orang.
Jika kalian menyukai tulisan saya silahkan tinggalkan komentar dan apresiasi kalian di kolom komentar di bawah ini. Demikian pula apabila ada yang kurang dari karya saya, mohon diberikan komentar yang membangun. Jangan lupa di share juga ke teman-teman kalian ya!
Terima kasih pembaca cendekia ku!
mau ngasih masukan dikit nih hehe...
ReplyDeleteistilah yang dipake, nggak usah dijelasin apa artinya ---- gulung tikar (bangkrut) ---- karena istilah itu, menurut saya bakal jadi ciri khas si penulis. Biarin si pembaca nyari sendiri artinya, karena itulah "asyiknya" membaca...
Tapi bagus juga kalo mau dijelasin, yang baca jadi nggak repot..
*eh gimana sih ngasih saran kok plin-plan wkwk
Terima kasih atas masukannya 🙏
Delete