Usai badai ini
bersama kenangan
bayangan diri
ku kikis habis tanpa sesal di hati
ku kikis habis tanpa sesal di hati
Sangat disayangkan, ku
akui
Logika ku kini tak kan
kalah dengan intuisi
Cinta, mungkin ini
pertama kali
meski tiada lagi
Aku mengerti
Kau yang kini bukan
kekasih hati
Aku pahami
Semua salahku, egois mematahkan
hati
Memulai usahaku satu persatu
Memori penghambat itu berlalu
Waktu, memang tidaklah sedikit yang ku perlu,
untuk merelakanmu
Kesedihan tentang mu,
biarlah berlalu
seiring waktu
Melepas cinta,
seumpama sengaja
memutus layangan
Ku rakit sedemikian
rupa
Susah, gundah, bahagia
Ku terbangkan menyentuh
angkasa
Ketiadaan angin tak
membuatku goyah berlama-lama
Meski diriku sendiri
merasa bosan
Berkali-kali ku
pertahankan,
karena rasa percaya
yang melebihi logika
Melihat benang kian kusut
menipis melepaskan dirinya
Ku kejar, ku terlambat
Kau telah jatuh begitu
jauh, di atap gadis yang berbeda
Aku bahkan tak mampu meneteskan
air mata
Berusaha tegar,
ku hadapi cerita cinta
tentang mu dan dirinya
Berusaha menerima
kenyataan, memutuskan
Seperti apa adanya
diriku, kau tahu kan?
Sekali aku merelakan,
tiada lagi kesempatan
Gianyar,
11 Mei 2020
Filosofi:
Seorang gadis sedang
menghadapi berbagai problema dalam hidupnya, kuliahnya yang sudah memasuki masa
sulit, dan masalah rumit yang sulit dijelaskan di keluarganya. Akhirnya dengan
berbagai tekanan, ia pun memutuskan untuk mengusaikan hubungan dengan
kekasihnya sementara waktu, agar dia bisa fokus menyelesaikan satu per satu
masalahnya, tanpa harus membagi banyak beban itu dengan kekasihnya. Tiga tahun
perjalanan hubungan ini harus usai sementara, menimbang masalah yang menghampiri
kekasihnya juga tidak sedikit, gadis ini pun enggan berbagi keluh kesah yang
akan menambah kebingungan kekasihnya, sehingga tidak banyak penjelasan yang
bisa diberikannya.
Sangat jarang si gadis
sempat mengabari kekasihnya, ini pun memperlebar jarak mereka berdua. Si gadis
juga sempat terjebak dengan beberapa lelaki yang mulai mendekatinya. Ada sedikit
rasa yang membuatnya goyah, namun akhirnya dia tersadar telah menanam janji
dengan kekasihnya, dia pun merelakan semua lelaki itu berlalu begitu saja.
Setahun kemudian tiba lah di hari ulang
tahun kekasihnya, si gadis ingin memberi kejutan. Namun banyak halangan yang
membuatnya pulang larut ditemani derasnya hujan, hingga akhirnya dia
mengurungkan niatnya untuk datang menghampiri kekasihnya. Akhirnya dia hanya
memberi ucapan selamat melalui pesan. Semua dirasa normal oleh gadis itu,
seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.
Hari ulang tahun si
gadis pun tiba, saat yang dia nanti untuk mulai memperkenalkan kekasih hatinya
dengan orang tuanya. Kekasihnya mengucapkan selamat dan doa dengan hangat,
namun terasa berbeda. Si gadis yang curiga mulai mempertanyakan banyak hal
mendesak sang kekasih untuk bercerita. Betapa terpukulnya, saat kekasihnya itu
mengakui bahwa dirinya telah memiliki hati gadis lain yang harus dijaga.
Si gadis mencoba tegar
dan menyimak cerita cinta kekasihnya dengan orang baru itu. Menyimak kisah itu
dengan seksama membuat si gadis sadar bahwa saat ini meskipun kekasihnya
mengaku masih mencintainya, sudah ada hubungan lain antara kekasihnya dengan
orang itu yang terjadi karena ketidakhadirannya selama ini (yang selalu ada akan
mengalahkan yang setia). Si gadis pun tidak ingin karena hadirnya kini membuat
hubungan itu menjadi sirna.
Si gadis yang sempat
menyalahkan dirinya sendiri atas segala yang terjadi berhasil bangkit karena
dorongan teman baiknya, bahwa apapun yang kita miliki saat ini tidaklah abadi,
ada kalanya itu juga akan pergi menuju pemilik sebenarnya.
Saat ini si gadis masih
berusaha memulihkan hatinya untuk siap menerima orang lain yang memang mencintainya
seperti dia mencintai orang itu. Si gadis masih belajar mendewasakan dirinya,
bukan lagi sekadar menerima apa yang datang. Dengan lapang dada dia pun merelakan
cintanya kandas seperti sengaja memutuskan layangan, berusaha merelakan dan
menutup kesempatan bagi kekasihnya (yang kini mantan) untuk kembali.
Kisah ini terinspirasi dari serangkaian
kejadian di kehidupan nyata.
Ingatlah bahwa film tidak seharusnya
diaplikasikan untuk menjawab pertanyaanmu di kehidupan atau ceritamu yang
nyata, jika kau masih terpaku untuk merasa paling berkorban itu hanya akan
menjadi penyesalan. Contohnya film Kal Ho Naa Ho, Aman merelakan cintanya
karena merasa hidupnya sudah tidak lama lagi, jika seandainya dia bisa hidup
lebih lama dengan sebagaimana dirinya sekarang, tidak memandang jabatan kaya
miskin, tentu dia akan mempertahankan cintanya. Demikian pula film Kuch Kuch
Hota Hai, juga tidak bisa kau tiru semua yang dilakukan karakter Rahul, jika
kau sudah tahu itu tidak layak, tidak sesuai kata hati lantas untuk apa kau
ikut sertakan itu dalam hidupmu. Intinya, film dibuat untuk menjadi contoh cara
menghadapi problema, bukan kunci jawaban atas pertanyaan hidupmu. Jadi
percayalah pada kata hati, intuisi dan logika yang seimbang, pikirkan baik-baik
dalam memutuskan, kau punya cerita sendiri yang tentu bisa lebih indah dari
film, dan ingat bahwa tidak ada kisah yang sempurna.
Apabila kalian tertarik dengan kisah ini atau
tertarik untuk mempublikasikan kisah kalian, silahkan hubungi author ya!
Kardi Rahayu itulah nama saya, tinggal di Bali sedari kecil. Menulis merupakan hobi saya sejak SMA. Kelak, saya ingin menerbitkan tulisan saya agar bisa dibaca semua orang.
Jika kalian menyukai tulisan saya silahkan tinggalkan komentar dan apresiasi kalian di kolom komentar di bawah ini. Demikian pula apabila ada yang kurang dari karya saya, mohon diberikan komentar yang membangun. Jangan lupa di share juga ke teman-teman kalian ya!
Terima kasih pembaca cendekia ku!
Aku suka tulisannya, semangat untuk kedepannya Kardi 💪🙏
ReplyDeleteTerima kasih ya, semoga tulisan ini dapat menginspirasi :)
DeleteBagusss bangettt tulisannyaa kardi❤
ReplyDeleteSemoga kamu bisa jadi penulis yg hebat terus bisa cepet terbit tulisannya. Semangattt!!!
Terima kasih ya, semoga tulisan ini bermanfaat :)
Delete