Percaya ini langka
Sepenuhnya telah ku serahkan
Padamu, satu-satunya
Cerita itu,
membuatku candu
Cerita tentang aku dan dirimu
Cerita cinta dan janjimu
Tiada satu pun alur tumbuhkan ragu
Cukup percaya, selalu begitu
Tiada satu pun kalimat pilu
Sempurna, selalu begitu
Terlambat ku tahu
Kebenaran akan inginmu
Menjebakku dalam labirin mu
Menyudutkan diriku memutuskan sesuatu
Tentang hidupku
Tentang janji semu milikmu
Payangan, 1 Desember 2020
Filosofi:
True story by M
Awal tahun 2016 telah menjadi awal dari kisah sendu seorang gadis pejuang sentana. Kisah tak sempurna lainnya yang membuat kita sadar, bahwa kisah Rama-Shinta ataupun Radha-Krishna merupakan kenyataan yang tidak sedikit dialami insan di bumi pertiwi ini. Percintaan tidak selalu mulus dan bahagia, banyak tantangan dan godaan kesedihan, bahkan kebohongan, bahkan janji yang teringkari.
Seorang pria dan gadis mulai mengenal dan merasakan jatuh dalam dekapan cinta. Tidak membutuhkan waktu lama untuk saling mengenal dan mulai mengikat diri sebagai sepasang kekasih. Bersama adalah anugerah terindah bagi mereka berdua, saat dimana semua keinginan terpenuhi, saat dimana dunia seakan milik mereka, dan saat ternyaman yang hanyalah saat itu.
Kesenangan pun memuncak saat janji terucap. Janji untuk menjalani kehidupan bersama yang bukanlah permainan. Keadaan dan masalah yang selama ini membuat gadis menjadi pemilih, seakan menemukan solusi untuk semuanya. Janji untuk “Nyentana” pun akhirnya terucap dari bibir pria tercinta, yang sontak membuat kebahagiaannya lengkap dan memuncak. Tidak ada hari yang absen bagi gadis ini untuk menanyakan keseriusan dan janji yang terucap oleh pria ini, berulang kali, tentu dan selalu dijawab sama dan penuh keyakinan, “iya, aku mau”.
Keyakinan, kepercayaan terus tumbuh dan mengakar, telah membuat hubungan ini bertahan lama menuju sewindu. Perjalanan yang panjang ini telah membuat kedua insan menyerahkan sepenuh hati dan dirinya, hingga menghasilkan buah dari percintaan mereka. Saatnya menagih janji pun tiba.
Percaya yang telah mengakar dan tumbuh subur telah di tumpahkan cairan asam, seketika terbakar, layu, menjadi rata dengan partikel debu. Selama ini, semua itu, bayangan kenangan, kebahagiaan, kenyamanan, hanyalah ilusi, hanyalah kebohongan. Janji semu yang telah berhasil mempertahankan hubungan ini dan membuat gadis mengandung buah hati. Sebuah perangkap sempurna, membuat gadis masuk dalam labirin cinta hingga ia tersesat dan sudah tentu tak akan mampu kembali.
Kini tinggal keputusasaan, bahkan bersembunyi tak akan mampu menyelamatkannya dari rasa kecewa. Menangis tak mampu membuat rasa sakit itu keluar dan menghilang, bahkan hanya melahirkan tangisan baru dan jalan buntu. Semua problema seakan membisikkan sesuatu yang sama untuk menyerah dan mengakhiri semuanya. Waktu yang tersedia cukup untuk membuatnya berpikir kembali tentang masa depannya hingga memutuskan untuk menjalani kehidupan tanpa bayang-bayang pria itu. Dan pernikahan itu pun tidak terjadi.
Namun Tuhan selalu adil membagi sedih dan bahagia. Tibalah saatnya si gadis bertemu dengan pujaan hati yang baru. Pria yang bahkan rela menerima segala kekurangan dan memenuhi segala keinginan si gadis, termasuk untuk “Nyentana”. Ketulusan pria ini membuat lembaran baru di kehidupan si gadis, dan membuatnya sadar bahwa tiada kecewa yang tak berujung. Sedih dan bahagia selalu berdampingan, begitu pula perbuatan dan karma. Jika tidak saat ini, entah kapan, namun pastinya semua perbuatan akan memiliki buah untuk dituai.
JM hehe
ReplyDelete